Jumat, 06 November 2015

Manusia sebagai makhluk berbudaya



Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah s.w.t karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunitas Pecinta Vespa”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Bogor, 6 November 2015









Penyusun,

           Jag Erdani Bhayang.P

















DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A.Latar Belakang................................................................................ 2
B.Tujuan ............................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN............................................................................. 5
A.Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya…....................................... 6
B.Problematika Kebudayaan............................................................... 7
BAB III PENUTUP…....…........................................................................... 8
            A.Kesimpulan.................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10





BAB I
Pendahuluan

A.Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang telah diciptakan Tuhan di muka bumi ini karena manusia memiliki akal pikiran yang dapat berkembang. Hal inilah yang menjadi kelebihan manusia dibandingkan makhluk-makhluk lain yang diciptakan Tuhan di muka bumi. Namun, kebutuhan setiap manusia berbeda-beda berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya dan akhirnya manusia memiliki kebutuhan yang sama akan terbentuk menjadi satu kelompok dengan sendirinya, karena sifat akal manusia yang unik maka akhirnya setiap kelompok akan membuat suatu ciri khas tersendiri dan akhirnya berbagai macam budaya pun terbentuk.

B.Tujuan
            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ke-3 Ilmu Sosial Dasar (ISD) tentang manusia sebagai makhluk berbudaya. Selain itu, untuk menginformasikan kepada pembaca tentang apa itu budaya, kebudayaan, dan manusia sebagai makhluk budaya.








BAB II
Landasan Teori

Menurut para ahli :

·         E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: ”Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.”
 
·         Koentjaraningrat: 1979 yang mengartikan budaya dengan: “Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”

















BAB III
Pembahasan

v MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

A.       Apakah kebudayaan?
Pengertian kebudayaan ditinjau dari bahasa sansakerta “budhayah” (jamak), budhi=budi/akal. Jadi kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk mencapai kesempurnaan EB. Taylor mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan serta yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Atau diartikan pula segala sesuatu yang diciptakan manusia baik materi maupun non material melalui akal. Budaya itu tidak diwariskan secara generative (biologis) tapi melalui belajar.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

B.      Apakah makhluk budaya?
Makhluk budaya artinya makhluk yang berkemampuan melakukan hal-hal yang positif, menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.


C.       Menjelaskan, membuktikan, memberikan contoh bahwa manusia makhluk berbudaya!
Manusia sebagai makhluk berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk lain, yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya, manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya, manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan. Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai makhluk budaya, agar dapat dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematik budaya yang berkembang dimasyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan makhluk biologis saja, namun juga sebagai makhluk sosial, ekonomi, politik, dan makhluk budaya.

Bukti bahwa manusia makhluk berbudaya adalah kita dapat mengembangkan potensi perilau yang baik untuk bergaul dengan masyarakat dan lingkungan sosial sebagai insan yang berbudaya dengan cara mengenal, memahami, dan menghargai budayanya sendiri. Mengembangkan sikap sopan, ramah, dan rendah hati dalam berinteraksi secara efektif dengan para seniman dan budayawan, lingkungan sosial. Kita harus dapat menempatkan diri sebagai cerminan bangsa yang berbudaya dalam pergaulan dunia.

Contoh-contoh yang menentukan manusia sebagai makhluk berbudaya, misalnya kebiasaan masyarakat untuk mengadakan sholawatan dalam rangka menyambut maulid nabi besar Muhammad SAW, budaya bau nyale di wilayah Nusa Tenggara Barat, saweran pada acara pernikahan, dan berbagai macam budaya lain di Nusantara ini yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan karena kepercayaan mereka kepada nenek moyang mereka sekaligus sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk berbudaya.

D.      Pengaruh kebudayaan bagi kehidupan manusia
Kebudayaan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai sikap, makna, hierarki, agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan mimik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.

Dengan hasil budaya manusia, maka terjadi pula kehidupan. Pola kehidupan inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat mempengaruhi cara berfikir dan gerak sosial. Dengan memfungsikan akal budinya dan pengetahuan kebudayaannya, manusia bisa mempertimbangkan dan menyikapi problema budayanya.

Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan kesejahteraannya. Manusia disebut sebagai mahluk berbudaya karena manusia memiliki akal dan budi atau pikiran dan perasaan. Dengan akal dan budi manusia berusaha terus menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi tuntutan jasmani dan rohani yang akhirnya menimbulkan kebahagiaan. Kebahagiaan bagi manusia sesuatu yang baik, benar dan adil.

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan ciri khas kehidupan manusia yang membedakannya dari mahluk lain. Manusia dilahirkan dalam suatu budaya tertentu yang mempengaruhi kepribadiannya. Pada umumnya manusia sangat peka terhadap budaya yang mendasari sikap dan perilakunya.
Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup. Selain didasarkan pada etika, berbudaya juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya .

v PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kelompok lain.
Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antara persekutuan hidup manusia dari waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia.
A.    Problematika dalam pewaris kebudayaan
Pewaris kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewaris budaya bersifat vertical yang artinya di wariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya. Dalam hal ini akan muncul masalah sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat pada generasi generasi berikutnya.
B.     Problematika dalam perubahan kehidupan
Perubahan  kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kehidupan mencakup banyak aspek, baik bentuk dan sifat, dampak, atau mekanisme yang dilaluinya. Perubahan kehidupan mencakup perkembangan kebudayaan. Pembanguan dan modernisasi dapat dipandang termasuk pula perubahan kebudayaan. Masalahnya antara lain jika perubahan itu bersifat memundurkan bukan memajukan dan menjadi dampak buruk.
C.     Problematika dalam penyebaran kebudayaan
Penyetaraan kebudayaan atau difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok-kelompok lain. Kebudayaan kelompok dari suatu masyarakat bias menyebar, misalnya dari masyarakat barat, atau timur. Timbul masalah yaitu masyarakat akan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk.

BAB IV
Penutup

A.Kesimpulan
            Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat dan Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Tanpa kebudayaan manusia bisa menjadi tidak teratur dalam kehidupannya. Kebudayaan juga merupakan suatu identitas dalam sebuah kelompok masyarakat di suatu daerah.


DAFTAR PUSTAKA