Kata Pengantar
Puji syukur saya
panjatkan ke hadirat Allah s.w.t karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Komunitas Pecinta Vespa”. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Bogor, 6 November 2015
Penyusun,
Jag Erdani Bhayang.P
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................
1
A.Latar Belakang................................................................................
2
B.Tujuan ............................................................................................
3
BAB II LANDASAN
TEORI....................................................................... 4
BAB III
PEMBAHASAN.............................................................................
5
A.Manusia Sebagai
Makhluk Berbudaya…....................................... 6
B.Problematika
Kebudayaan............................................................... 7
BAB III
PENUTUP…....…...........................................................................
8
A.Kesimpulan....................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
10
BAB I
Pendahuluan
A.Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang paling
sempurna yang telah diciptakan Tuhan di muka bumi ini karena manusia memiliki
akal pikiran yang dapat berkembang. Hal inilah yang menjadi kelebihan manusia
dibandingkan makhluk-makhluk lain yang diciptakan Tuhan di muka bumi. Namun,
kebutuhan setiap manusia berbeda-beda berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya
dan akhirnya manusia memiliki kebutuhan yang sama akan terbentuk menjadi satu
kelompok dengan sendirinya, karena sifat akal manusia yang unik maka akhirnya
setiap kelompok akan membuat suatu ciri khas tersendiri dan akhirnya berbagai
macam budaya pun terbentuk.
B.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas ke-3 Ilmu Sosial Dasar (ISD) tentang manusia sebagai makhluk
berbudaya. Selain itu, untuk menginformasikan kepada pembaca tentang apa itu
budaya, kebudayaan, dan manusia sebagai makhluk budaya.
BAB II
Landasan Teori
Menurut para
ahli :
·
E.B. Taylor:
1871 berpendapat bahwa budaya adalah: ”Suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan,
hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari
manusia sebagai anggota masyarakat.”
·
Koentjaraningrat: 1979 yang mengartikan budaya dengan:
“Keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar.”
BAB III
Pembahasan
v MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
A. Apakah kebudayaan?
Pengertian
kebudayaan ditinjau dari bahasa sansakerta “budhayah” (jamak), budhi=budi/akal.
Jadi kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk mencapai kesempurnaan EB. Taylor
mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks yang didalamnya terkandung
ilmu pengetahuan serta yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Atau
diartikan pula segala sesuatu yang diciptakan manusia baik materi maupun non
material melalui akal. Budaya itu tidak diwariskan secara generative (biologis)
tapi melalui belajar.
Kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Menurut
Koentjaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
B. Apakah makhluk budaya?
Makhluk
budaya artinya makhluk yang berkemampuan melakukan hal-hal yang positif,
menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai
makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya.
C. Menjelaskan,
membuktikan, memberikan contoh bahwa manusia makhluk berbudaya!
Manusia
sebagai makhluk berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki
kelebihan dari makhluk lain, yaitu manusia memiliki akal yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring
dengan berjalannya waktu. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya, manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya, manusia mengarahkan
perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan. Tujuan
dari pemahaman bahwa manusia sebagai makhluk budaya, agar dapat dijadikan dasar
pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematik budaya
yang berkembang dimasyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan
makhluk biologis saja, namun juga sebagai makhluk sosial, ekonomi, politik, dan
makhluk budaya.
Bukti
bahwa manusia makhluk berbudaya adalah kita dapat mengembangkan potensi perilau
yang baik untuk bergaul dengan masyarakat dan lingkungan sosial sebagai insan
yang berbudaya dengan cara mengenal, memahami, dan menghargai budayanya
sendiri. Mengembangkan sikap sopan, ramah, dan rendah hati dalam berinteraksi secara
efektif dengan para seniman dan budayawan, lingkungan sosial. Kita harus dapat
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa yang berbudaya dalam pergaulan dunia.
Contoh-contoh
yang menentukan manusia sebagai makhluk berbudaya, misalnya kebiasaan masyarakat
untuk mengadakan sholawatan dalam rangka menyambut maulid nabi besar Muhammad
SAW, budaya bau nyale di wilayah Nusa Tenggara Barat, saweran pada acara
pernikahan, dan berbagai macam budaya lain di Nusantara ini yang sampai
sekarang masih tetap dilaksanakan karena kepercayaan mereka kepada nenek moyang
mereka sekaligus sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk berbudaya.
D. Pengaruh kebudayaan bagi
kehidupan manusia
Kebudayaan
sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai sikap, makna,
hierarki, agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep alam semesta,
objek-objek materi dan mimik yang diperoleh sekelompok besar orang dari
generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.
Dengan
hasil budaya manusia, maka terjadi pula kehidupan. Pola kehidupan inilah yang
menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat mempengaruhi cara
berfikir dan gerak sosial. Dengan memfungsikan akal budinya dan pengetahuan
kebudayaannya, manusia bisa mempertimbangkan dan menyikapi problema budayanya.
Kebudayaan
diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam rangka
mempertahankan hidup serta meningkatkan kesejahteraannya. Manusia disebut
sebagai mahluk berbudaya karena manusia memiliki akal dan budi atau pikiran dan
perasaan. Dengan akal dan budi manusia berusaha terus menciptakan benda-benda
baru untuk memenuhi tuntutan jasmani dan rohani yang akhirnya menimbulkan
kebahagiaan. Kebahagiaan bagi manusia sesuatu yang baik, benar dan adil.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya
tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya
sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar
manusia berbudaya.
Berbudaya
merupakan ciri khas kehidupan manusia yang membedakannya dari mahluk lain.
Manusia dilahirkan dalam suatu budaya tertentu yang mempengaruhi
kepribadiannya. Pada umumnya manusia sangat peka terhadap budaya yang mendasari
sikap dan perilakunya.
Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam
pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika merupakan bagian
dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan
bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang
didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia
yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup. Selain didasarkan
pada etika, berbudaya juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika
menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan
bagaimana seseorang bisa merasakannya .
v PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
Kebudayaan
yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda menghasilkan
keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia memiliki kebudayaan
sendiri yang berbeda dengan kelompok lain.
Dalam
rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain,
masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan
antara persekutuan hidup manusia dari waktu dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan manusia.
A.
Problematika
dalam pewaris kebudayaan
Pewaris
kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian
kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewaris budaya
bersifat vertical yang artinya di wariskan dari generasi terdahulu kepada
generasi berikutnya. Dalam hal ini akan muncul masalah sesuai atau tidaknya
budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat pada generasi generasi
berikutnya.
B.
Problematika
dalam perubahan kehidupan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi
akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda
sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan
kehidupan mencakup banyak aspek, baik bentuk dan sifat, dampak, atau mekanisme
yang dilaluinya. Perubahan kehidupan mencakup perkembangan kebudayaan. Pembanguan
dan modernisasi dapat dipandang termasuk pula perubahan kebudayaan. Masalahnya
antara lain jika perubahan itu bersifat memundurkan bukan memajukan dan menjadi
dampak buruk.
C.
Problematika
dalam penyebaran kebudayaan
Penyetaraan
kebudayaan atau difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari
suatu kelompok-kelompok lain. Kebudayaan kelompok dari suatu masyarakat bias menyebar,
misalnya dari masyarakat barat, atau timur. Timbul masalah yaitu masyarakat
akan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing
yang masuk.
BAB IV
Penutup
A.Kesimpulan
Kebudayaan merupakan induk dari berbagai
macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat dan Manusia
membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa
menjaga kelangsungan hidup. Tanpa kebudayaan manusia bisa menjadi tidak teratur
dalam kehidupannya. Kebudayaan juga merupakan suatu identitas dalam sebuah
kelompok masyarakat di suatu daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar