Daftar Isi
Pendahuluan.................................................................................................. 1
Latar belakang........................................................................................ 1.1
Rumusan masalah................................................................................... 1.2
Tujuan.................................................................................................... 1.3
Landasan Teori.............................................................................................. 2
Pembasahan.................................................................................................. 3
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial........................................... 3.1
Interaksi sosial....................................................................................... 3.2
Dilema antara kepentingan individu dan sosial.......................................... 3.3
Peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial............................... 3.4
Penutup........................................................................................................ 4
Kesimpulan............................................................................................. 4.1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya
manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu
dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara individu juga, manusia
ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin
dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan
gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya
masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan
selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial
adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi
secara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan
manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu
hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup
saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam
menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil
dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial
yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya
masing-masing tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam bermasyarakat, banyak kita menjumpai perbedaan
sifat antara individu satu dengan individu lainnya. Ada yang gemar
berorganisasi serta ada pula yang tidak. Oleh karena itu penulis ingin
membatasi masalah dalam hal
Apakah yang
dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ? dan Bagaimana
pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
C. Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut para ahli :
- Menurut Lewis, sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari.
- Menurut Enda M.C., sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan.
- Menurut Philip wexler, sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia.
- Menurut Aristoteles, Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.
- Menurut Dr. Johannes Garang , Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.
- Menurut Waluyo, Makhluk sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, saling membutuhkan satu sama lain.
BAB III
PEMBAHASAN
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Makhluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Kata
manusia berasal dari kata manu (Sansekerta)
atau mens (latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin)
yang berarti manusia. Individu berasal dari
kata in dan devided. Dalam Bahasa
Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak,
sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari
kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan
suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling
kecil dan tak terbatas.
Seorang individu adalah perpaduan antara fenotip dan genotip. Genotip
artinya faktor yang dibawa individu sejak lahir yang merupakan faktor keturunan.
Sedangkan fenotp yaitu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan,baik itu
lingkungan fisik maupun lingkungan social
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur
tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.
2.
Manusia
sebagai makhluk sosial
Sosial berarti
berkenaan dengan masyarakat. Sosial sering dikaitkan dengan sosiologi yang mana
“socius”berarti teman dan “logos” berarti ilmu. Jadi sosiologi
adalah ilmu pengetahuan tentang pertemanan. Dan secara lebih luas di artikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajarai interaksi antar manusia di dalam
masyarakat.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat,
yang diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia
akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada
aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia
mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan
untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan
berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
INTERAKSI SOSIAL
Pengertian interaksi sosial
Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan
oleh individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok
dengan individu, antara kelompok dengan kelompok dalam kehidupan sosial.
Ciri-ciri interaksi sosial
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Jumlah pelakunya dua orang atau lebih.
Ø Adanya komunikasi antar pelaku dengan
menggunakan simbol atau lambang-lambang
Ø Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi
,masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Ø Adanya tujuan yang hendak dicapai.
Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu :
1. Imitasi
Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Dalam
proses peniruan biasanya lebih mudah terjadi dan mudah berubah, yang mana
peniruan itu tidak berlangsung lama apabila muncul model-model baru. Dan hal
yang sering ditiru adalah hal-hal yang nampak saja.
2. Sugesti
Sugesti ini berlangsung apabila seseorang
memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain.
3. Identifikasi
Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan
atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara
keseluruhan).
4. Simpati
Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana
seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa
dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
5. Empati
Empati yaitu merupakan simpati yang
memperdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.
Syarat-syarat interaksi sosial
a.
Adanya kontak sosial
Kontak sosial berasal dari kata con atau
cun yang artinya bersama-sama, dan
tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara,
melalui telepon, telegram, surat radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila
ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan
sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung,
misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya (Winarno dan
Herimanto,52-53:2008).
b. Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang
berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan
apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan tafsiran pada orang lain,
seseorang memberi reaksi berupa
tindakan terhadap maksud orang lain tersebut. Misalnya, jika anda melambaikan tangan dipinggir jalan atau halte bus maka
salah satu bus yang lewat pasti akan berhenti, jadi, komunikasi merupakan proses saling memberi penafsiran terhadap
tindakan atau perilaku orang lain.
Menurut Gilin and Gilin proses sosial yang
timbul akibat interaksi sosial, yaitu :
a.
Proses asosiatif,
terbagi dalam tiga bentuk yaitu akomodatif, asimilasi, dan akulturasi.
b.
Proses disosiatif ,
mencakup persaingan yang meliputi: contravention dan pertentangan serta
pertikaian.
Bentuk-bentuk interaksi asosiasi
a.
Kerjasama (cooperatif):
·
Bergaining, perjanjian tukar menukar barang dan jasa
antara 2 organisasi atau lebih.
·
Cooperatif, penerimaan unsur baru suatu untuk hindari
goncangan.
·
Coalition, kombinasi 2 organisasi dengan tujuan yang
sama.
b.
Akomodasi (accomodation):
·
Coertion, dilaksanakan karena adanya paksaan.
· Compromise, pihak yang terlibat mengurangi
tuntutannya, agar tercapai suatu penyalesaian terhadap perselisihan yang ada.
·
Arbitrase, para pihak tidak bisa menyelesaikan
sendiri.
·
Mediation, mengundang pihak ketiga untuk menyelesaikan
masalah.
·
Conciliatior, mempertemukan keinginan pihak yang
berselisih
· Stelemate, pihak yang berkepentingan seimbang
berhenti dalam titik tertentu atas perselisihan.
·
Adjudication, menyelesaikan perselisihan atau perkara di pengadilan.
Interaksi disosiatif
a. Persaingan (competition)
yaitu persaingan untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara
menarik perhatian dan mempertajam prasangka tanpa kekerasan.
b.
Kontrapersi, adanya
ketidak pastian terhadap diri seseorang.
c. Pertentangan (conflict),
menentang pihak lain untuk mencapai tujuan disertai ancaman dan kekerasan.
DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN SOSIAL
Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu
kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan
dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri
manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Inilah
yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat (Winarno dan Herimanto, 2008: 55).
1. Pandangan Individualisme
Pandangan individualisme
berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi
sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan
dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa
disebut juga ideologi individualisme liberal.
Menurut paham
liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan
hukum.
2. Pandangan Sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis,
hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena
keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang
adil, selaras, bebas, dan sejahtera
bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Paham
individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang
hakikat manusia.
PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
Peranan manusia sebagai
makhluk individu
Perbedaan yang ada seperti berbeda keyakinan, lingkungan, ras, suku, dan
golongan tidak meniadakan persamaan akan Harkat dan Martabat manusia. Manusia
sebagai individu akan berusaha :
1)
Menjaga dan
mempertahankan Harkat dan Martabatnya.
2)
Mengupayakan terpenuhi
hak-hak dasarnya sebagai manusia.
3)
Merealisasikan segenap
potensi diri, baik sisi Jasmani maupun Rohani.
4)
Memenuhi kebutuhan dan
kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
Peranan manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat
sosial. Kebutuhan akan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan
berkelompok pada manusia. Dan dalam kehidupannya manusia membutuhkan Norma-Norma
Sosial sebagai patokan dalam bertingkah laku.
Norma-norma tersebut
adalah :
1) Norma Agama atau Religi
; Norma yang bersumber dari Tuhan, yang berisi perintah agar dipatuhi dan
menjauhi larangan Nya. Norma Agama ada dalam ajaran-ajaran Agama.
2) Norma Kesusilaan atau
Moral ; Norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak pada
kebaikan dan menjauhi keburukan. Yang bertujuan agar manusia berbuat baik
secara Moral bukan Amoral (berkelakuan buruk).
3)
Norma Kesopanan atau
Adat ; Norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada
lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
4)
Norma Hukum ; Norma yang
dibuat masyarakat secara resmi (Negara) yang pemberlakuannya dapat dipaksakan,
berisi perintah dan larangan. Bersifat tertulis dan mempunyai sangsi yang tegas
dan mengikat (Hermanto dan Winarno,
2008: 47).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk
individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga
dan jiwa. Sedangkan menurut
kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, yang
diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Adanya kepentingan
pribadi yang berbeda pada tiap individu menimbulkan dilema antara kepentingan
pribadi dengan kepentingan sosial.Sehingga setiap orang perlu memahami dan
berpegang pada suatu ideologi. Dengan adanya berbagai norma sosial di
masyarakat dapat sebagai patokan dalam bertingkah laku. Norma-norma tersebut
adalah : Norma Agama atau Religi, Norma Kesusilaan atau Moral, Norma Kesopanan
atau Adat dan Norma Hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2012. Manusia Sebagai
Makhluk Idividu Dan Sosial. Dari http://blogkosan.wordpress.com/2012/03/26/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-sosial-24-2/
Anonym. 2012. Manusia Sebagai Makhluk
Sosial Dan Budaya. Dari http://queeninspiration.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-ilmu-sosial-dan-budaya.html
Anonym. 2012. Manusia
Sebagai Makhluk Sosial Dan Budaya. Dari http://blogkosan.wordpress.com/2012/03/26/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-sosial-24-2/.
Anonym. 2012. Manusia Sebagai
Makhluk Sosial Dan Budaya. Dari http://queeninspiration.blogspoDt.com/2012/03/manusia-sebagai-ilmu-sosial-dan
budaya.html.
Winarno dan Herimanto. 2008. Ilmu
Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar