Jumat, 02 Oktober 2015

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Daftar Isi


Pendahuluan.................................................................................................. 1
       Latar belakang........................................................................................ 1.1
       Rumusan masalah................................................................................... 1.2
       Tujuan.................................................................................................... 1.3
Landasan Teori.............................................................................................. 2
Pembasahan.................................................................................................. 3
       Manusia sebagai makhluk individu dan sosial........................................... 3.1
       Interaksi sosial....................................................................................... 3.2
       Dilema antara kepentingan individu dan sosial.......................................... 3.3
       Peranan manusia sebagai makhluk individu dan sosial............................... 3.4
 Penutup........................................................................................................ 4
       Kesimpulan............................................................................................. 4.1





BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
             Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu  manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dalam bermasyarakat, banyak kita menjumpai perbedaan sifat antara individu satu dengan individu lainnya. Ada yang gemar berorganisasi serta ada pula yang tidak. Oleh karena itu penulis ingin membatasi masalah dalam hal  Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ? dan Bagaimana pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?

C. Tujuan
                       Menginformasikan kepada pembaca arti penting kedudukan manusia di muka bumi ini sebagai pemimpin dari makhluk lainnya. Dan mengajak kepada pembaca bagaimana manusia sebagai makhluk individu dan sosia. Makalah  ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah softskill ilmu sosial dasar atau ISD


BAB II


 LANDASAN TEORI
 
Menurut para ahli :
  • Menurut Lewis, sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari.
  • Menurut Enda M.C., sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan.
  • Menurut Philip wexler, sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia. 
  • Menurut Aristoteles, Makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.
  • Menurut Dr. Johannes Garang , Makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.
  • Menurut Waluyo, Makhluk sosial adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya, saling membutuhkan satu sama lain. 



BAB III


PEMBAHASAN


 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

1.  Manusia Sebagai Makhluk Individu
   Makhluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
    Seorang individu adalah perpaduan antara fenotip dan genotip. Genotip artinya faktor yang dibawa individu sejak lahir yang merupakan faktor keturunan. Sedangkan fenotp yaitu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan,baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan social
   Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.
2.      Manusia sebagai makhluk sosial
       Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat. Sosial sering dikaitkan dengan sosiologi yang mana “socius”berarti teman dan “logos” berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang pertemanan. Dan secara lebih luas di artikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajarai interaksi antar manusia di dalam masyarakat.
             Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, yang diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. 


 INTERAKSI SOSIAL

Pengertian interaksi sosial
       Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan kelompok dalam kehidupan sosial.


 Ciri-ciri interaksi sosial
            Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Jumlah pelakunya dua orang atau lebih.
Ø Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang
Ø Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi ,masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Ø Adanya tujuan yang hendak dicapai.


Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu :
1. Imitasi
      Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Dalam proses peniruan biasanya lebih mudah terjadi dan mudah berubah, yang mana peniruan itu tidak berlangsung lama apabila muncul model-model baru. Dan hal yang sering ditiru adalah hal-hal yang nampak saja.
2. Sugesti
    Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain.
3. Identifikasi
    Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
4. Simpati
    Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
5. Empati
                        Empati yaitu merupakan simpati yang memperdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.


  Syarat-syarat interaksi sosial
a.         Adanya kontak sosial
                        Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui telepon, telegram, surat radio, dan sebagainya.
                        Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya (Winarno dan Herimanto,52-53:2008).
b.  Komunikasi
     Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan tafsiran pada orang lain, seseorang memberi reaksi berupa tindakan terhadap maksud orang lain tersebut. Misalnya, jika anda melambaikan tangan dipinggir jalan atau halte bus maka salah satu bus yang lewat pasti akan berhenti, jadi, komunikasi merupakan proses saling memberi penafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain.
Menurut Gilin and Gilin proses sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu :
a.       Proses asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk yaitu akomodatif, asimilasi, dan akulturasi.
b.      Proses disosiatif , mencakup persaingan yang meliputi: contravention dan pertentangan serta pertikaian.
  Bentuk-bentuk interaksi asosiasi
a.       Kerjasama  (cooperatif):
·         Bergaining, perjanjian tukar menukar barang dan jasa antara 2 organisasi atau lebih.
·         Cooperatif, penerimaan unsur baru suatu untuk hindari goncangan.
·         Coalition, kombinasi 2 organisasi dengan tujuan yang sama.
b.      Akomodasi (accomodation):
·         Coertion, dilaksanakan karena adanya paksaan.
·  Compromise, pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyalesaian terhadap perselisihan yang ada.
·         Arbitrase, para pihak tidak bisa menyelesaikan sendiri.
·         Mediation, mengundang pihak ketiga untuk menyelesaikan masalah.
·         Conciliatior, mempertemukan keinginan pihak yang berselisih
·   Stelemate, pihak yang berkepentingan seimbang berhenti dalam titik tertentu atas perselisihan.
·         Adjudication, menyelesaikan perselisihan atau perkara di pengadilan.
Interaksi disosiatif
a.   Persaingan (competition) yaitu persaingan untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian dan mempertajam prasangka tanpa kekerasan.
b.      Kontrapersi, adanya ketidak pastian terhadap diri seseorang.
c.   Pertentangan (conflict), menentang pihak lain untuk mencapai tujuan disertai ancaman dan kekerasan.



   DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN SOSIAL
           
 Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat (Winarno dan Herimanto, 2008: 55).
1.  Pandangan Individualisme
       Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.
Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum.
2.  Pandangan Sosialisme
      Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia.


    PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

       
    Peranan manusia sebagai makhluk individu
    Perbedaan yang ada seperti berbeda keyakinan, lingkungan, ras, suku, dan golongan tidak meniadakan persamaan akan Harkat dan Martabat manusia. Manusia sebagai individu akan berusaha :
1)      Menjaga dan mempertahankan Harkat dan Martabatnya.
2)      Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
3)      Merealisasikan segenap potensi diri, baik sisi Jasmani maupun Rohani.
4)      Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.

Peranan manusia sebagai makhluk sosial
            Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Kebutuhan akan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Dan dalam kehidupannya manusia membutuhkan Norma-Norma Sosial sebagai patokan dalam bertingkah laku.
Norma-norma tersebut adalah :
1)   Norma Agama atau Religi ; Norma yang bersumber dari Tuhan, yang berisi perintah agar dipatuhi dan menjauhi larangan Nya. Norma Agama ada dalam ajaran-ajaran Agama.
2)    Norma Kesusilaan atau Moral ; Norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan. Yang bertujuan agar manusia berbuat baik secara Moral bukan Amoral (berkelakuan buruk).
3)   Norma Kesopanan atau Adat ; Norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
4)      Norma Hukum ; Norma yang dibuat masyarakat secara resmi (Negara) yang pemberlakuannya dapat dipaksakan, berisi perintah dan larangan. Bersifat tertulis dan mempunyai sangsi yang tegas dan  mengikat (Hermanto dan Winarno, 2008: 47).


BAB IV

PENUTUP
                                                             
                                                               
                                                                   Kesimpulan
       Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Sedangkan menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, yang diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Adanya kepentingan pribadi yang berbeda pada tiap individu menimbulkan dilema antara kepentingan pribadi dengan kepentingan sosial.Sehingga setiap orang perlu memahami dan berpegang pada suatu ideologi. Dengan adanya berbagai norma sosial di masyarakat dapat sebagai patokan dalam bertingkah laku. Norma-norma tersebut adalah : Norma Agama atau Religi, Norma Kesusilaan atau Moral, Norma Kesopanan atau Adat dan Norma Hukum.





DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Manusia Sebagai Makhluk Idividu Dan Sosial. Dari http://blogkosan.wordpress.com/2012/03/26/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-sosial-24-2/
Anonym. 2012. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Budaya. Dari  http://queeninspiration.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-ilmu-sosial-dan-budaya.html

Anonym. 2012. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Budaya. Dari  http://blogkosan.wordpress.com/2012/03/26/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-sosial-24-2/.
Anonym. 2012. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Budaya. Dari http://queeninspiration.blogspoDt.com/2012/03/manusia-sebagai-ilmu-sosial-dan budaya.html.
Winarno dan Herimanto. 2008. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Tidak ada komentar: